Seharian, kamar di rumah bude inilah, yang menjadi tempat ternyaman. Tak sehangat di luar sana yang hujan. Setidaknya, masih ada waktu untuk menghangatkan dan memanjakan diri dengan tidur-tiduran sebelum pekerjaan nanti sore.
Cafe. Temanku yang lain masih belum terlihat, mungkin masih di jalan.
Aku sama seperti yang lain, bekerja untuk menyambung hidup.
Open. Setelah beberapa pelanggan yang datang, sekumpulan pria datang dengan sedikit basah di lengan baju. Aku segera menghampirinya dan menawarkan beberapa menu andalan di cafe ini.
'Ada lagi?',
'Nanti saja, ini dulu.'
Dari balik dapur, sesekali aku memperhatikan salah satu di antara mereka. "Hayo ngelihatin siapa?'', suara itu mengagetkanku, si Yanto, temen yang dari dulu suka sama, Intan, teman kerjaku yang lain. Dan sepertinya, target buruan berikutnya adalah hatiku, ogah.
"Tuh, ada panggilan lagi."
Segera aku menghampiri meja yang tadi kuperhatikan, "Iya ada apa, mau pesan lagi?'', kutambahkan sedikit senyuman. Duh, mimpi apa semalam.
Selagi menunggu waktu, lebih baik aku berkemas, membereskan beberapa meja yang sudah tak bertuan, biar ada kesempatan, untuk mereka melihatku.
Sapu sini, sapu sana, kok mereka nggak ada yang memperhatikan aku ya, apa aku kurang menarik bagi mereka? Ya sudahlah.
Semoga mereka berkunjung, besok.
Cafe. Temanku yang lain masih belum terlihat, mungkin masih di jalan.
Aku sama seperti yang lain, bekerja untuk menyambung hidup.
Open. Setelah beberapa pelanggan yang datang, sekumpulan pria datang dengan sedikit basah di lengan baju. Aku segera menghampirinya dan menawarkan beberapa menu andalan di cafe ini.
'Ada lagi?',
'Nanti saja, ini dulu.'
Dari balik dapur, sesekali aku memperhatikan salah satu di antara mereka. "Hayo ngelihatin siapa?'', suara itu mengagetkanku, si Yanto, temen yang dari dulu suka sama, Intan, teman kerjaku yang lain. Dan sepertinya, target buruan berikutnya adalah hatiku, ogah.
"Tuh, ada panggilan lagi."
Segera aku menghampiri meja yang tadi kuperhatikan, "Iya ada apa, mau pesan lagi?'', kutambahkan sedikit senyuman. Duh, mimpi apa semalam.
Selagi menunggu waktu, lebih baik aku berkemas, membereskan beberapa meja yang sudah tak bertuan, biar ada kesempatan, untuk mereka melihatku.
Sapu sini, sapu sana, kok mereka nggak ada yang memperhatikan aku ya, apa aku kurang menarik bagi mereka? Ya sudahlah.
Semoga mereka berkunjung, besok.
Komentar